LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
KEBUN BINATANG BANDUNG
Oleh:
Nova
Nur Aropah
NIM.
1305634
Indonesia
merupakan negara yang kaya. Kaya akan sumber daya alam yang melimpah bahkan
dapat dikatakan di Indonesia merupakan surganya segala hal sumber daya alam
karena Indonesia juga merupakan negara yang tropis. Selain itu, hal yang kaya
di Indonesia selain sumber daya alam yaitu tradisi atau kebudayaan Indonesia.
Dari 33 provinsi begitu banyak ragam budaya indonesia yang patut kita
lestarikan sebagai Warga Negara Indonesia yang baik, pun dengan mampu mencintai
sejarah-sejarahnya.
Dalam
melestarikan kebudayaan-kebudayaan tersebut, tak sedikit para pakar atau
sejarawan berinisasi menginginkan karya yang ditemuinya atau dibuatkannya untuk
diabadikan dan mempunyai tempat yang khsusus yang dinamakan galeri atau museum.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melestarikan sebagai bentuk mencintai
budaya.
Namun,
dari sekian banyak museum atau galeri yang ada, kami mencoba melihat sisi lain
yang berbeda. Biasanya museum atau galeri menyimpan dan mengelola karya/benda
mati. Tetapi disini kami mengambil rekomendasi dari Dosen Pengampu kami untuk
mengambil penelitian di Kebun Binatang Bandung. Bahwa kebun binatang juga bisa
dikatakan sebagai museum walaupun didalamnya berisi koleksi satwa yang
merupakan makluk hidup maka disini kebun binatang dikatakan sebagai museum hidup yang sama-sama patut
dilestarikan.
Dari
paparan diatas, ini yang menjadi tujuan kami dalam melakukan kunjungan ke Kebun
Binatang Bandung. Tujuan utamanya tak lain yaitu selain untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Manajemen Museum, yaitu untuk lebih mengenal karya,
sejarah, budaya serta mampu melestarikannya.
Adapun sejarah kebun binatang Bandung
adalah dimulai pada tanggal 27 Februari 1957 atas usaha R.
Ema Bratakoesoema didirikan Yayasan Margasatwa Tamansari Bandung
/ Bandung Zoological
Garden. Sejarahnya berawal dari taman hewan bernama Bandoengsche
Zoologisch Park (BZP), yang didirikan pada tahun 1933 oleh Hoogland dan kawan-kawan. Mereka adalah perkumpulan orang-orang pecinta satwa, yang
terdiri dari orang-orang Belanda dan pribumi, seorang diantaranya adalah R.
Ema Bratakoesoema. Keduanya menyukasi satwa dan tumbuhan
sehingga dibangunlah kebun binatang Bandung.
Disamping itu, sudah barang tentu diperlukan pula tenaga-tenaga karyawan yang kecakapannya sesuai. Sedangkan pada waktu itu, pengangkatan karyawan tidak didasarkan pada keahlian atau kemampuan pengurusan satwa, melainkan
didasarkan pada kesediaan dan kesanggupan merawat satwa,
antara lain membangun kandang-kandang, dan
membersihkan
lahan kebun binatang yang seperti hutan liar. Namun, dengan
memeras tenaga
dan pengorbanan
harta
benda miliknya,
didorong oleh
cita-cita mencapai
hasil setinggi-tingginya, taman hewan yang
porak poranda itu dapat dibangun dan
dikembangkan
kembali hingga kemudian
menjadi Kebun Binatang
Bandung yang sekarang ini. Kepengurusan Kebun Binatang Bandung setelah R. Ema Bratakoesoema yang
wafat pada tahun 1984 dilanjutkan oleh para penerusnya yang selalu menjunjung tinggi cita-citanya.

Gambar: Dokumentasi Kunjungan Kelompok
Pict by Staff KBB
Kami
melaksanakan kunjungan observasi ke Kebun Binatang Bandung yang bertempat di Jl.
Kebon Binatang No. 6 Taman Sari, Bandung, Jawa Barat pada pukul 13.00 – 15.30
WIB dengan dinarasumberi oleh Bapak Sudaryo. Beliau adalah bagian Bidang
Pendidikan dan Humas Margasatwa Kebun Binatang Bandung yang lama bekerja sudah
dua tahun lamanya.
Kebun Binatang Bandung ini pada awalnya
dikenal dengan nama Derenten (dalam bahasa sunda,
dierentuin) yang artinya kebun binatang. Kebun Binatang Bandung didirikan pada
tahun 1930 oleh Bandung Zoological Park (BZP), yang dipelopori
oleh Direktur
Bank Dennis, Hoogland. Pengesahan
pendirian Kebun Binatang ini diwenangi oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda
dan pengesahannya dituangkan pada keputusan 12 April 1933 No.32. Pada saat Jepang menguasai
daerah ini, tempat wisata ini kurang terkelola, hingga pada tahun 1948, dilakukan rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi
tempat wisata ini.
Pada
tahun 1956,
atas inisiatif dari Raden Ema
Bratakusumah, Bandung Zoological Park dibubarkan dan
berganti menjadi Yayasan Marga Satwa Tamansari pada tahun 1957. Pada tahun 2003
Kebun Binatang Bandung mendapat kepercayaan menjadi Lembaga Konservasi.
Sebenarnya,
lima tahun yang lalu sudah pernah ada Museum Kebun Binatang Bandung, yang memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Pelestarian & Pemeliharaan,
untuk melindungi, memelihara, dan melestarikan flora & fauna yang hampir
punah
b.
Penelitian,
sebagai
wilayah objek penelitian bagi mahasiswa/i Jurusan Kedokteran dari berbagai
Universitas Negeri seperti UGM, UNPAD, ITB
c.
Pendidikan,
memberikan
pengajaran khususnya bagi anak-anak tentang keberagaman flora & fauna yang
harus dilestarikan
d.
Hiburan,
sebagai
sarana rekreasi bagi pengunjung yang menyengaja untuk mengisi waktu liburan
![]() |
Gambar 1: Museum Kebun Binatang Bandung (Pict By
Yuni)
Kemudian,
tidak dibuka lagi karena bangunan sudah rusak, tidak terpelihara dan sudah
terkena banjir. Rencananya tahun depan Museum Kebun Binatang Bandung akan
dibuka kembali sedang dalam persiapan. Lokasinya ada di dalam Kebun Binatang
Bandung, tepatnya di samping taman bermain kanak-kanak.
Adapun isi dari Museum Kebun
Binatang Bandung adalah satwa-satwa yang telah diawetkan karena satwa tersebut
sudah mati, punah dan langka. Satwa yang telah diawetkan tersebut disimpan dan
dipelihara di museum.
Cara pengawetan satwa di Kebun
Binatang Bandung, dilakukan oleh ahli khusus yang sudah mahir cara mengawetkan
satwa. Gambaran cara pengawetannya yaitu dengan membuang isi tubuhnya dan
diganti dengan material apapun yang dapat mengisi namun tidak terlihat kurang
gemuk atau tidak juga terlalu kegemukan. Sedangkan kulit, gigi, mata, kaki,
tangan, kepala, masih asli.
Berikut
ini contoh koleksi di musuem Kebun Binatang Bandung:
![]()
Gambar 2: Kepala
Rusa (Pict By Gatot)
|
![]()
Gambar 3: Foto
Unggas(Pict By Gatot)
|
![]()
Gambar 4: Biawak
& Harimau(Pict By Gatot)
|
![]()
Gambar 5: Burung
(Pict By Gatot)
|
Lokasi Kebun Binatang Bandung berada
di Jl. Kebon Binatang No. 6 Taman Sari, Kota Bandung, Jawa Barat. Lokasi
terserbut mudah ditemukan karena jalan ini adalah jalan yang sering dilalui
oleh kendaraan umum, selain itu juga kawasan ini termasuk kawasan dalam pusat
keramaian, apalagi bersebrangan dengan kampus Institut Teknologi Bandung, yang
sudah terkenal dan banyak peminatnya.

Gambar 6: Peta
Menuju Kebun Binatang Bandung (Pict By kebunbinatangbandung.blogspot.com)
Kebun Binatang Bandung memiliki tiga
gerbang. Disetiap gerbangnya terdapat tanda pengenal yang sangat jelas ketika
pengunjung melewati jalan Kebon Binatang No. 6 Taman Sari, pengunjung akan
menemukan dua buah gerbang yaitu gerbang 2 dan gerbang 3, dengan plang
bertuliskan KEBUN BINATANG BANDUNG di masig-masih gerbangnya. Dari luar pun
sudah jelas penandanya, selain plang gardu, gerbang yang terbuka, juga terlihat
akses registrasi pengunjung dan area antrean serta tempat parkir untuk
pengunjung.
Sedangkan
untuk gerbang 1, lokasinya di dalam kawasan pemukiman warga dekat dengan Kebun
Binatang Bandung, padahal pada awalnya gerbang 1 adalah gerbang utama dan
satu-satunya yang dimiliki oleh Kebun Binatang Bandung, yang sekarang sudah
direlokasi dekat dengan pemukiman warga, bahkan sekarang pengunjung lebih
banyak menggunakan gerbang 2 dan 3 untuk akses masuk dan keluarnya karena muda
ditemukan.
Untuk
area parkir, di gerbang dua dikhususkan untuk pengunjung yang datang
menggunakan kendara roda dua, sedangkan di gerbang tiga dikhususkan untuk
pengunjung yang datang menggunakan roda 4 (rombongan). Area parkir luas dan
memadai dengan fasilitas petugas dari Dishub sebagai penjaga parkirnya,
dilengkapi dengan satpam yang bertugas.
Lingkungan
sekitar Kebun Binatang Bandung diantaranya kampus-kampus, hotel, toko-toko
pakaian, rumah makan, pemukiman warga, dan lain-lain. Tentu saja lingkungan
terserbut memberikan dampak tertentu bagi Kebun Binatang Bandung. Contohnya
lingkungan yang paling dekat dengan Kebun Binatang Bandung adalah kampus Institut
Teknologi Bandung, yang kita kenal banyak mengadakan acara-acara besar bahkan
sering mendatangkan penyanyi lokal Indonesia. Dari banyaknya acara tersebut,
memberikan dampak bagi Kebun Binatang Bandung, misalnya pengunjung yang banyak
berdatangan ke ITB, secara tidak langsung jika pengunjung melewati jalan kebon
binatang minimal pengunjung membaca kemudian mengetahui bahwa terdapat objek
wisata Kebun Binatang Bandung. Maka secara tidak langsung, muncul kemungkinan
juga akan ada penambahan pengunjung Kebun Binatang Bandung.
GEDUNG (THE BUILDING)
|
Kebun Binatang Bandung ini didirikan
pada tahun 1933, saat ini usianya sudah 82 tahun. Di dalam kebun binatang ada
beberapa gedung, diantaranya: 1) Kantor, 2) Dapur, 3)Museum, 4) Kantin, 5)
Ruang Satpam, dan lain-lain. Dari sekian banyak gedung di dalam Kebun Binatang
Bandung terlihat bahwa bangunan gedung ini merupakan bangunan asli jaman dahulu
sesuai usia didirikannya yaitu tahun 1933. Bangunan tradisional ini pun
seklaigus menjadi ciri khas dari Kebun Binatang Bandung yang sampai sekarang
masih berdiri kokoh.
![]() |
|||
![]() |
Gambar 7: Kantor
KBB tampak depan (Pict By Gatot) Gambar
8: Kantor KBB tampak samping(Pict By Gatot)
Seperti
dijelaskan tadi, bahwa bangunan di dalam Kebun Binatang Bandung merupakan
bangunan asli. Dan Kebun Binatang Bandung ini pun asli di wilayah ini, artinya
bukan merupakan adaptasi dari bangunan lain, melainkan Kebun Binatang Bandung
ini asli didirikan pada tanah ini pada tahun yang telah disebutkan.

![]() |
Gambar 9: Kandang
Rusa(Pict By Gatot) Gambar
10: Kandang Burung Merak (Pict By Nova)
Bisa
dilihat dari gambar, bahwa desain kandang di kebun binatang sendiri
menyesuaikan dengan kebutuhan satwa yang dikandanginya. Misalnya:
ü Untuk
rusa, kandang menggunakan kayu dan bambu yang panjang yang terkesan berbentuk
pagar, namun tidak membuat hewan yang lincah ini merasa terbatas geraknya.
ü Untuk
burung, kandang menggunakan besi anyaman jajar genjang dibuat luas berbentuk
persegi hingga atas pohon, tujuannya agar burung bisa terbang bebas walau
sebenarnya berada di dalam kandang
Menurut
perkiraan saya dari luar bangunan, bentuk/konsep koleksinya adalah alami atau
natural, karena satwa-satwa ini tidak dirancang serta dibuat oleh manusia
tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Yang dengan beberapa proses tertentu
dapat secara resmi ditempatkan untuk dipelihara di Kebun Binatang Bandung.
Bangunan Kebun Binatang Bandung pun
layak dikatakan sebagai musuem hidup, karena seperti yang telah kita ketahui
bahwa keberagaman satwa-satwa yang hampir punah dijaga dan dilestarikan disini.
Walaupun sebenarnya pernah ada Museum Kebun Binatang Bandung yang khusus
menyimpan satwa-satwa langka yang sudah mati dan diawetkan, menurut saya
keduanya merupakan sama-sama layak dikatakan sebagai museum yang selain dari
fungsinya juga dilihat dari tujuannya.
GERBANG UTAMA (ENTRANCE)
|
Pintu masuk ke Kebun Binatang
Bandung selain mudah ditemukan juga menarik untuk pengunjung karena ukuran
gerbang yang besar yang secara tidak langsung memberi kesan “disambut” oleh
Kebun Binatang Bandung walaupun sebanarnya ketika penunjung datang memasuki
gerbang, satpam pun sudah menyambut dengan baik dan mempersilakan jika ada yang
ingin dibantu atau langsung menginstruksikan untuk langsung memasuki area
registrasi. Selain itu pula, di pintu masuk terdapat lukisan tentang
satwa-satwa yang full colour sehingga
dapat menarik perhatian khususnya anak-anak, banyak juga yang menggunakan
dinding lukisan tersebut untuk background
foto bersama.
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
Gambar 11: Pintu Masuk 1 Gambar 12:
Pintu Masuk 2 Gambar
13: Pintu Masuk 3
(Pict By Gatot) (Pict
By Nova) (Pict
By Nova)
Kebun
Binatang Bandung memiliki tiga gerbang. Disetiap gerbangnya terdapat tanda
pengenal yang sangat jelas ketika pengunjung melewati jalan Kebon Binatang No.
6 Taman Sari, pengunjung akan menemukan dua buah gerbang yaitu gerbang 2 dan
gerbang 3, dengan plang bertuliskan KEBUN BINATANG BANDUNG di masig-masih
gerbangnya. Dari luar pun sudah jelas penandanya, selain plang gardu, gerbang
yang terbuka, juga terlihat akses registrasi pengunjung dan area antrean serta
tempat parkir untuk pengunjung.


Gambar
14: Ticket Box (Pict By Nova) Gambar
15: Tiket Masuk KBB (Pict By Gatot)
Sedangkan
untuk gerbang 1, lokasinya di dalam kawasan pemukiman warga dekat dengan Kebun
Binatang Bandung, padahal pada awalnya gerbang 1 adalah gerbang utama dan
satu-satunya yang dimiliki oleh Kebun Binatang Bandung, yang sekarang sudah
direlokasi dekat dengan pemukiman warga, bahkan sekarang pengunjung lebih
banyak menggunakan gerbang 2 dan 3 untuk akses masuk dan keluarnya karena muda
ditemukan.
Dalam bentuk penyesuaian dengan
masyarakat, Kebun Binatang Bandung juga menyediakan fasilitas untuk difabel
walaupun belum lengkap jenisnya. Hanya saja kami menemukan fasilitas untuk
difabel berupa akses untuk pengunjung yang datang menggunakan kursi roda.

KOLEKSI di
Kebun Binatang Bandung diantaranya adalah satwa-satwa langka baik herbivora, omnivora maupun karnivora yang berasal dari berbagai daerah (utama:
Lokal Indonesia) dengan berbagai statusnya seperti hampir punah, tidak
dilindungi, terancam punah, dan lain-lain, yang dengan prosedur tertentu resmi
ditempatkan untuk dijaga dan dilestariakan di Kebun Binatang Bandung. Namun,
selain fauna yang dilestarian disini,
ada juga flora atau tumbuh-tumbuhan.
Mengapa demikian? Seperti telah diulas dalam sejarah Kebun Binatang Bandung
ini, perintisnya yang menyukai flora
& fauna, karena itu di Kebun Binatang Bandung juga terdapat
tumbuhan-tumbuhan yang dilindungi diantaranya pohon beringin, namun belum
begitu banyak jika dibandingkan dengan satwa-satwa.
![]() |
![]() |
![]() |
Gambar 17: Burung Merak Gambar 18: Rusa Gambar
19: Buaya
(Pict By Gatot) (Pict By
Nova) (Pict
By Gatot)



Gambar 20: Angsa Gambar 21:Pelikan Gambar 22: Pohon
Beringin
(Pict By Gatot) (Pict By
Gatot) (Pict By Meydina)
Pihak
Kebun Binatang Bandung begitu memperhatikan koleksinya, terlihat dari rutinnya
merawat satwa-satwa dan memelihara
tumbuhan, dengan kadar yang disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya beruang
madu, menurut narasumber kami, beruang madu sehari makan 3x, makan pagi dengan
roti dan susu, makan siang dengan telur rebus, makan malam dengan daging sapi,
dan itu harus rutin diberikan karena kebutuhan beruang madu agar gizinya
terpenuhi seperti itu, ditambah juga dengan vitaminnya. Selain diberi makan
juga satwa-satwa dimandikan dan diajak bermain oleh pawang/penjaga khusus.
Koleksi-koleksi tersebut memberikan
kesan kepada pengunjung, terutama untuk pengunjung yang pertama kali datang ke
Kebun Binatang terutama anak-anak yang jiwa keingintahuannya lebih tinggi. Dari
kebun binatang ini pengunjung bisa belajar banyak mengetahui tentang informasi
satwa-satwa langka yang dilindungi apa saja, selain itu juga dapat melihat
satwa-satwa secara langsung yang biasanya melihat hanya melalui gambar.
Menurut pendapat saya, Kebun
Binatang Bandung sudah memberikan keempat fungsi dan tujuan yang penting dalam
kegiatan museum pada umumnya, perkembangannya pun baik. Hanya saja sangat
disayangkan, ketika saya mengetahui bahwa Museum Kebun Binatang Bandung pernah
ada namun tidak terpelihara, mengapa harus dibiarkan selama lima tahun,
alangkah lebih baiknya pihak Kebun Binatang Bandung merekrut orang-orang yang
berminat dan memiliki kemampuan dalam mengelola Museum, karena menurut saya hal
ini pun dirasa penting untuk meningkatkan nilai jual bagi Kebun Binatang
Bandung itu sendiri.
Penempatan koleksi disusun sesuai
kelompoknya, misalnya bagian selatan khusus untuk spesies burung, maka selama
perjalanan ke bagian selatan Kebun Binatang Bandung pengunjung akan menemui
berbagai macam burung yang dipelihara di Kebun Binatang. Selain itu pula ada
petunjuk yang membantu memudahkan penggunjung selama perjalanan di dalam Kebun
Binatang Bandung.
![]() |
![]() |
||
Gambar 23: Petunjuk
Arah(Pict By Nova)
Gambar
24: Petunjuk Arah (Pict By Nova)
Pendokumentasiannya
pun sudah baik dan sesuai, informasi yang ditampilkan sesuai dengan apa yang
ada di dalam kandang, hanya saja kami menemukan ada beberapa informasi yang
belum lengkap. Mungkin hal tersebut nantinya akan menjadi bahan evaluasi untuk
pihak Kebun Binatang Bandung.
PUBLIC
AREAS
|
Di
Kebun Binatang Bandung banyak ditemukan kantin dari CFC, KFC, maupun kantin biasa. Selain itu, kawasan umum lainnya berupa
panggung pertunjukan, taman bermain untuk anak-anak, tempat duduk, dan
lain-lain.
![]() |
|||
![]() |


Gambar 27:
Gedung Pertunjukkan (Pict By Nova) Gambar 28: Taman Bermain
(Pict By Nova)
Fasilitas dalam
layanan area pengunjung ini, jumlahnya
cukup banyak dan cukup lengkap untuk usia anak-anak. Menurut narasumber kami,
tidak jarang juga sekolah atau lembaga tertentu mengadakan acara di gedung pertunjukkan.
Jadi sejauh ini pula pemanfaatannya sudah cukup maksimal.
Dari hasil kunjungan, saya dapat
menyimpulkan bahwa Kebun Binatang Bandung ini cukup memberikan rasa penasaran
bagi saya terlebih saya baru pertama kali mengunjunginya. Selain tempat ini
nyaman untuk dikunjungi, juga memberikan kesan yang baik dengan layanan dari
pemandunya. Jika ada kesempatan lagi, saya akan berkunjung kembali ke Kebun
Binatang Bandung.
Maka dari itu, sudah seharusnya
sebagai makhluk ciptakaan Tuhan Yang Maha Esa, kita dituntut untuk selalu
bersyukur atas nikmat yang diberikan. Salah satu caranya adalah dengan
mencintai, merawat, dan melestarikan satwa-satwa dan tanaman-tanaman khususnya
yang sudah punah. Ini pun dapat dikatakan pula sebagai cara mencintai sesama makhluk
ciptaan Tuhan.Selain itu juga cara ini sebagai bentuk melestarikan warisan
budaya bangsa.
Terima
kasih dari Saya, semoga laporan kunjungan ini bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar