Rabu, 16 Desember 2015

Laporan Hasil Kunjungan Kebun Binatang Bandung

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
KEBUN BINATANG BANDUNG
Oleh:
Nova Nur Aropah
NIM. 1305634

Indonesia merupakan negara yang kaya. Kaya akan sumber daya alam yang melimpah bahkan dapat dikatakan di Indonesia merupakan surganya segala hal sumber daya alam karena Indonesia juga merupakan negara yang tropis. Selain itu, hal yang kaya di Indonesia selain sumber daya alam yaitu tradisi atau kebudayaan Indonesia. Dari 33 provinsi begitu banyak ragam budaya indonesia yang patut kita lestarikan sebagai Warga Negara Indonesia yang baik, pun dengan mampu mencintai sejarah-sejarahnya.
Dalam melestarikan kebudayaan-kebudayaan tersebut, tak sedikit para pakar atau sejarawan berinisasi menginginkan karya yang ditemuinya atau dibuatkannya untuk diabadikan dan mempunyai tempat yang khsusus yang dinamakan galeri atau museum. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melestarikan sebagai bentuk mencintai budaya.
Namun, dari sekian banyak museum atau galeri yang ada, kami mencoba melihat sisi lain yang berbeda. Biasanya museum atau galeri menyimpan dan mengelola karya/benda mati. Tetapi disini kami mengambil rekomendasi dari Dosen Pengampu kami untuk mengambil penelitian di Kebun Binatang Bandung. Bahwa kebun binatang juga bisa dikatakan sebagai museum walaupun didalamnya berisi koleksi satwa yang merupakan makluk hidup maka disini kebun binatang dikatakan sebagai museum hidup yang sama-sama patut dilestarikan.
Dari paparan diatas, ini yang menjadi tujuan kami dalam melakukan kunjungan ke Kebun Binatang Bandung. Tujuan utamanya tak lain yaitu selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Museum, yaitu untuk lebih mengenal karya, sejarah, budaya serta mampu melestarikannya.
Adapun sejarah kebun binatang Bandung adalah dimulai pada tanggal 27 Februari 1957 atas usaha R. Ema Bratakoesoema didirikan Yayasan Margasatwa Tamansari Bandung / Bandung Zoological Garden. Sejarahnya berawal dari taman hewan bernama Bandoengsche Zoologisch Park (BZP), yang didirikan pada tahun 1933 oleh Hoogland dan kawan-kawan. Mereka adalah perkumpulan orang-orang pecinta satwa, yang terdiri dari orang-orang Belanda dan pribumi, seorang diantaranya adalah R. Ema Bratakoesoema. Keduanya menyukasi satwa dan tumbuhan sehingga dibangunlah kebun binatang Bandung.
Disamping itu, sudah barang tentu diperlukan pula tenaga-tenaga karyawan yang kecakapannya sesuai. Sedangkan pada waktu itu, pengangkatan karyawan tidak didasarkan pada keahlian atau kemampuan pengurusan satwa, melainkan didasarkan pada kesediaan dan kesanggupan merawat satwa, antara lain membangun kandang-kandang, dan membersihkan lahan kebun binatang yang seperti hutan liar. Namun, dengan memeras tenaga dan  pengorbanan  harta  benda  miliknya,  didorong  oleh  cita-cita  mencapai hasil setinggi-tingginya, taman hewan yang porak poranda itu dapat dibangun dan dikembangkan kembali hingga kemudian menjadi Kebun Binatang Bandung yang sekarang ini. Kepengurusan Kebun Binatang Bandung setelah R. Ema Bratakoesoema yang wafat pada tahun 1984 dilanjutkan oleh para penerusnya yang selalu menjunjung tinggi cita-citanya.
Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\1449068033226.jpg                                                                 
                                                                  Gambar: Dokumentasi Kunjungan Kelompok
                                                                  Pict by Staff KBB


Kami melaksanakan kunjungan observasi ke Kebun Binatang Bandung yang bertempat di Jl. Kebon Binatang No. 6 Taman Sari, Bandung, Jawa Barat pada pukul 13.00 – 15.30 WIB dengan dinarasumberi oleh Bapak Sudaryo. Beliau adalah bagian Bidang Pendidikan dan Humas Margasatwa Kebun Binatang Bandung yang lama bekerja sudah dua tahun lamanya.
Kebun Binatang Bandung ini pada awalnya dikenal dengan nama Derenten (dalam bahasa sunda, dierentuin) yang artinya kebun binatang. Kebun Binatang Bandung didirikan pada tahun 1930 oleh Bandung Zoological Park (BZP), yang dipelopori oleh Direktur Bank Dennis, Hoogland. Pengesahan pendirian Kebun Binatang ini diwenangi oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan pengesahannya dituangkan pada keputusan 12 April 1933 No.32. Pada saat Jepang menguasai daerah ini, tempat wisata ini kurang terkelola, hingga pada tahun 1948, dilakukan rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi tempat wisata ini.
Pada tahun 1956, atas inisiatif dari Raden Ema Bratakusumah, Bandung Zoological Park dibubarkan dan berganti menjadi Yayasan Marga Satwa Tamansari pada tahun 1957. Pada tahun 2003 Kebun Binatang Bandung mendapat kepercayaan menjadi Lembaga Konservasi.
Sebenarnya, lima tahun yang lalu sudah pernah ada Museum Kebun Binatang Bandung,  yang memiliki fungsi sebagai berikut:
a.       Pelestarian & Pemeliharaan, untuk melindungi, memelihara, dan melestarikan flora & fauna yang hampir punah
b.      Penelitian, sebagai wilayah objek penelitian bagi mahasiswa/i Jurusan Kedokteran dari berbagai Universitas Negeri seperti UGM, UNPAD, ITB
c.       Pendidikan, memberikan pengajaran khususnya bagi anak-anak tentang keberagaman flora & fauna yang harus dilestarikan
d.      Hiburan, sebagai sarana rekreasi bagi pengunjung yang menyengaja untuk mengisi waktu liburan
Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\P_20151202_143248_NT.jpg
 



Gambar 1: Museum Kebun Binatang Bandung (Pict By Yuni)

Kemudian, tidak dibuka lagi karena bangunan sudah rusak, tidak terpelihara dan sudah terkena banjir. Rencananya tahun depan Museum Kebun Binatang Bandung akan dibuka kembali sedang dalam persiapan. Lokasinya ada di dalam Kebun Binatang Bandung, tepatnya di samping taman bermain kanak-kanak.
            Adapun isi dari Museum Kebun Binatang Bandung adalah satwa-satwa yang telah diawetkan karena satwa tersebut sudah mati, punah dan langka. Satwa yang telah diawetkan tersebut disimpan dan dipelihara di museum.
            Cara pengawetan satwa di Kebun Binatang Bandung, dilakukan oleh ahli khusus yang sudah mahir cara mengawetkan satwa. Gambaran cara pengawetannya yaitu dengan membuang isi tubuhnya dan diganti dengan material apapun yang dapat mengisi namun tidak terlihat kurang gemuk atau tidak juga terlalu kegemukan. Sedangkan kulit, gigi, mata, kaki, tangan, kepala, masih asli.
Berikut ini contoh koleksi di musuem Kebun Binatang Bandung:

Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\1449111502454.jpg

Gambar 2: Kepala Rusa (Pict By Gatot)

Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\1449111494014.jpg
Gambar 3: Foto Unggas(Pict By Gatot)

Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\1449111481705.jpg

Gambar 4: Biawak & Harimau(Pict By Gatot)
Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\1449111467420.jpg

Gambar 5: Burung
(Pict By Gatot)

            Lokasi Kebun Binatang Bandung berada di Jl. Kebon Binatang No. 6 Taman Sari, Kota Bandung, Jawa Barat. Lokasi terserbut mudah ditemukan karena jalan ini adalah jalan yang sering dilalui oleh kendaraan umum, selain itu juga kawasan ini termasuk kawasan dalam pusat keramaian, apalagi bersebrangan dengan kampus Institut Teknologi Bandung, yang sudah terkenal dan banyak peminatnya.
Gambar 6: Peta Menuju Kebun Binatang Bandung (Pict By kebunbinatangbandung.blogspot.com)
            Kebun Binatang Bandung memiliki tiga gerbang. Disetiap gerbangnya terdapat tanda pengenal yang sangat jelas ketika pengunjung melewati jalan Kebon Binatang No. 6 Taman Sari, pengunjung akan menemukan dua buah gerbang yaitu gerbang 2 dan gerbang 3, dengan plang bertuliskan KEBUN BINATANG BANDUNG di masig-masih gerbangnya. Dari luar pun sudah jelas penandanya, selain plang gardu, gerbang yang terbuka, juga terlihat akses registrasi pengunjung dan area antrean serta tempat parkir untuk pengunjung.
Sedangkan untuk gerbang 1, lokasinya di dalam kawasan pemukiman warga dekat dengan Kebun Binatang Bandung, padahal pada awalnya gerbang 1 adalah gerbang utama dan satu-satunya yang dimiliki oleh Kebun Binatang Bandung, yang sekarang sudah direlokasi dekat dengan pemukiman warga, bahkan sekarang pengunjung lebih banyak menggunakan gerbang 2 dan 3 untuk akses masuk dan keluarnya karena muda ditemukan.
Untuk area parkir, di gerbang dua dikhususkan untuk pengunjung yang datang menggunakan kendara roda dua, sedangkan di gerbang tiga dikhususkan untuk pengunjung yang datang menggunakan roda 4 (rombongan). Area parkir luas dan memadai dengan fasilitas petugas dari Dishub sebagai penjaga parkirnya, dilengkapi dengan satpam yang bertugas.
Lingkungan sekitar Kebun Binatang Bandung diantaranya kampus-kampus, hotel, toko-toko pakaian, rumah makan, pemukiman warga, dan lain-lain. Tentu saja lingkungan terserbut memberikan dampak tertentu bagi Kebun Binatang Bandung. Contohnya lingkungan yang paling dekat dengan Kebun Binatang Bandung adalah kampus Institut Teknologi Bandung, yang kita kenal banyak mengadakan acara-acara besar bahkan sering mendatangkan penyanyi lokal Indonesia. Dari banyaknya acara tersebut, memberikan dampak bagi Kebun Binatang Bandung, misalnya pengunjung yang banyak berdatangan ke ITB, secara tidak langsung jika pengunjung melewati jalan kebon binatang minimal pengunjung membaca kemudian mengetahui bahwa terdapat objek wisata Kebun Binatang Bandung. Maka secara tidak langsung, muncul kemungkinan juga akan ada penambahan pengunjung Kebun Binatang Bandung.

GEDUNG (THE BUILDING)
            Kebun Binatang Bandung ini didirikan pada tahun 1933, saat ini usianya sudah 82 tahun. Di dalam kebun binatang ada beberapa gedung, diantaranya: 1) Kantor, 2) Dapur, 3)Museum, 4) Kantin, 5) Ruang Satpam, dan lain-lain. Dari sekian banyak gedung di dalam Kebun Binatang Bandung terlihat bahwa bangunan gedung ini merupakan bangunan asli jaman dahulu sesuai usia didirikannya yaitu tahun 1933. Bangunan tradisional ini pun seklaigus menjadi ciri khas dari Kebun Binatang Bandung yang sampai sekarang masih berdiri kokoh.
Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\1449111492172.jpg
Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\1449111505689.jpg
 




Gambar 7: Kantor KBB tampak depan (Pict By Gatot)  Gambar 8: Kantor KBB tampak samping(Pict By Gatot)
Seperti dijelaskan tadi, bahwa bangunan di dalam Kebun Binatang Bandung merupakan bangunan asli. Dan Kebun Binatang Bandung ini pun asli di wilayah ini, artinya bukan merupakan adaptasi dari bangunan lain, melainkan Kebun Binatang Bandung ini asli didirikan pada tanah ini pada tahun yang telah disebutkan.
Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\P_20151202_143646_NT.jpgSedangkan, ciri khas dari bangunan Kebun Binatang Bandung adalah karena sudah jelas Kebun Binatang Bandung merupakan museum hidup, maka ciri khansya dilihat dari terdapat banyak kandang-kandang besar tempat memelihara satwa-satwa yang dimilikinya. Kandang-kandangnya pun dibuat khusus sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan dari satwa-satwa yang dimilikinya tersebut.
Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\1449111507051.jpg
 




Gambar 9: Kandang Rusa(Pict By Gatot)                      Gambar 10: Kandang Burung Merak (Pict By Nova)
Bisa dilihat dari gambar, bahwa desain kandang di kebun binatang sendiri menyesuaikan dengan kebutuhan satwa yang dikandanginya. Misalnya:
ü  Untuk rusa, kandang menggunakan kayu dan bambu yang panjang yang terkesan berbentuk pagar, namun tidak membuat hewan yang lincah ini merasa terbatas geraknya.
ü  Untuk burung, kandang menggunakan besi anyaman jajar genjang dibuat luas berbentuk persegi hingga atas pohon, tujuannya agar burung bisa terbang bebas walau sebenarnya berada di dalam kandang
Menurut perkiraan saya dari luar bangunan, bentuk/konsep koleksinya adalah alami atau natural, karena satwa-satwa ini tidak dirancang serta dibuat oleh manusia tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Yang dengan beberapa proses tertentu dapat secara resmi ditempatkan untuk dipelihara di Kebun Binatang Bandung.
            Bangunan Kebun Binatang Bandung pun layak dikatakan sebagai musuem hidup, karena seperti yang telah kita ketahui bahwa keberagaman satwa-satwa yang hampir punah dijaga dan dilestarikan disini. Walaupun sebenarnya pernah ada Museum Kebun Binatang Bandung yang khusus menyimpan satwa-satwa langka yang sudah mati dan diawetkan, menurut saya keduanya merupakan sama-sama layak dikatakan sebagai museum yang selain dari fungsinya juga dilihat dari tujuannya.

GERBANG UTAMA (ENTRANCE)
            Pintu masuk ke Kebun Binatang Bandung selain mudah ditemukan juga menarik untuk pengunjung karena ukuran gerbang yang besar yang secara tidak langsung memberi kesan “disambut” oleh Kebun Binatang Bandung walaupun sebanarnya ketika penunjung datang memasuki gerbang, satpam pun sudah menyambut dengan baik dan mempersilakan jika ada yang ingin dibantu atau langsung menginstruksikan untuk langsung memasuki area registrasi. Selain itu pula, di pintu masuk terdapat lukisan tentang satwa-satwa yang full colour sehingga dapat menarik perhatian khususnya anak-anak, banyak juga yang menggunakan dinding lukisan tersebut untuk background foto bersama.
 





Gambar 11: Pintu Masuk 1                    Gambar 12: Pintu Masuk 2                          Gambar 13: Pintu Masuk 3
(Pict By Gatot)                                                     (Pict By Nova)                                      (Pict By Nova)
Kebun Binatang Bandung memiliki tiga gerbang. Disetiap gerbangnya terdapat tanda pengenal yang sangat jelas ketika pengunjung melewati jalan Kebon Binatang No. 6 Taman Sari, pengunjung akan menemukan dua buah gerbang yaitu gerbang 2 dan gerbang 3, dengan plang bertuliskan KEBUN BINATANG BANDUNG di masig-masih gerbangnya. Dari luar pun sudah jelas penandanya, selain plang gardu, gerbang yang terbuka, juga terlihat akses registrasi pengunjung dan area antrean serta tempat parkir untuk pengunjung.
Gambar 14: Ticket Box (Pict By Nova)                           Gambar 15: Tiket Masuk KBB (Pict By Gatot)

Sedangkan untuk gerbang 1, lokasinya di dalam kawasan pemukiman warga dekat dengan Kebun Binatang Bandung, padahal pada awalnya gerbang 1 adalah gerbang utama dan satu-satunya yang dimiliki oleh Kebun Binatang Bandung, yang sekarang sudah direlokasi dekat dengan pemukiman warga, bahkan sekarang pengunjung lebih banyak menggunakan gerbang 2 dan 3 untuk akses masuk dan keluarnya karena muda ditemukan.
            Dalam bentuk penyesuaian dengan masyarakat, Kebun Binatang Bandung juga menyediakan fasilitas untuk difabel walaupun belum lengkap jenisnya. Hanya saja kami menemukan fasilitas untuk difabel berupa akses untuk pengunjung yang datang menggunakan kursi roda.
 Gambar 16: Fasilitas untuk Difabel (Pict By Nova)
KOLEKSI di Kebun Binatang Bandung diantaranya adalah satwa-satwa langka baik herbivora, omnivora maupun karnivora  yang berasal dari berbagai daerah (utama: Lokal Indonesia) dengan berbagai statusnya seperti hampir punah, tidak dilindungi, terancam punah, dan lain-lain, yang dengan prosedur tertentu resmi ditempatkan untuk dijaga dan dilestariakan di Kebun Binatang Bandung. Namun, selain fauna yang dilestarian disini, ada juga flora atau tumbuh-tumbuhan. Mengapa demikian? Seperti telah diulas dalam sejarah Kebun Binatang Bandung ini, perintisnya yang menyukai flora & fauna, karena itu di Kebun Binatang Bandung juga terdapat tumbuhan-tumbuhan yang dilindungi diantaranya pohon beringin, namun belum begitu banyak jika dibandingkan dengan satwa-satwa.
Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\P_20151202_143646_NT.jpg Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\P_20151202_143512_NT.jpg Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\1449111510013.jpg
 





Gambar 17: Burung Merak               Gambar 18: Rusa                                                Gambar 19: Buaya
(Pict By Gatot)                                     (Pict By Nova)                                      (Pict By Gatot)
Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\P_20151202_142301_NT.jpgDescription: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\P_20151202_142423_NT.jpgDescription: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\P_20151202_142533_NT.jpg           



Gambar 20: Angsa                              Gambar 21:Pelikan                            Gambar 22: Pohon Beringin
(Pict By Gatot)                                     (Pict By Gatot)                                     (Pict By Meydina)

Pihak Kebun Binatang Bandung begitu memperhatikan koleksinya, terlihat dari rutinnya merawat satwa-satwa dan  memelihara tumbuhan, dengan kadar yang disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya beruang madu, menurut narasumber kami, beruang madu sehari makan 3x, makan pagi dengan roti dan susu, makan siang dengan telur rebus, makan malam dengan daging sapi, dan itu harus rutin diberikan karena kebutuhan beruang madu agar gizinya terpenuhi seperti itu, ditambah juga dengan vitaminnya. Selain diberi makan juga satwa-satwa dimandikan dan diajak bermain oleh pawang/penjaga khusus.
            Koleksi-koleksi tersebut memberikan kesan kepada pengunjung, terutama untuk pengunjung yang pertama kali datang ke Kebun Binatang terutama anak-anak yang jiwa keingintahuannya lebih tinggi. Dari kebun binatang ini pengunjung bisa belajar banyak mengetahui tentang informasi satwa-satwa langka yang dilindungi apa saja, selain itu juga dapat melihat satwa-satwa secara langsung yang biasanya melihat hanya melalui gambar.
            Menurut pendapat saya, Kebun Binatang Bandung sudah memberikan keempat fungsi dan tujuan yang penting dalam kegiatan museum pada umumnya, perkembangannya pun baik. Hanya saja sangat disayangkan, ketika saya mengetahui bahwa Museum Kebun Binatang Bandung pernah ada namun tidak terpelihara, mengapa harus dibiarkan selama lima tahun, alangkah lebih baiknya pihak Kebun Binatang Bandung merekrut orang-orang yang berminat dan memiliki kemampuan dalam mengelola Museum, karena menurut saya hal ini pun dirasa penting untuk meningkatkan nilai jual bagi Kebun Binatang Bandung itu sendiri.
            Penempatan koleksi disusun sesuai kelompoknya, misalnya bagian selatan khusus untuk spesies burung, maka selama perjalanan ke bagian selatan Kebun Binatang Bandung pengunjung akan menemui berbagai macam burung yang dipelihara di Kebun Binatang. Selain itu pula ada petunjuk yang membantu memudahkan penggunjung selama perjalanan di dalam Kebun Binatang Bandung.
Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\P_20151202_142334_NT.jpg
 





                       Gambar 23: Petunjuk Arah(Pict By Nova)                                                               
                                                                                                             Gambar 24: Petunjuk Arah (Pict By Nova)
Pendokumentasiannya pun sudah baik dan sesuai, informasi yang ditampilkan sesuai dengan apa yang ada di dalam kandang, hanya saja kami menemukan ada beberapa informasi yang belum lengkap. Mungkin hal tersebut nantinya akan menjadi bahan evaluasi untuk pihak Kebun Binatang Bandung.

PUBLIC AREAS

Di Kebun Binatang Bandung banyak ditemukan kantin dari CFC, KFC, maupun kantin biasa. Selain itu, kawasan umum lainnya berupa panggung pertunjukan, taman bermain untuk anak-anak, tempat duduk, dan lain-lain.
Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\P_20151202_142620_NT.jpg
Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\P_20151202_143212_NT.jpg
 





Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\P_20151202_143304_NT.jpgGambar 25: Tempat Duduk (Pict By Nova)             Gambar 26: Saranan Permainan Anak-anak (Pict By Nova)Description: C:\Users\TOSHIBA\Downloads\BonBin\P_20151202_142009_NT.jpg



Gambar 27: Gedung Pertunjukkan (Pict By Nova)                      Gambar 28: Taman Bermain (Pict By Nova)
          Fasilitas dalam layanan  area pengunjung ini, jumlahnya cukup banyak dan cukup lengkap untuk usia anak-anak. Menurut narasumber kami, tidak jarang juga sekolah atau lembaga tertentu mengadakan acara di gedung pertunjukkan. Jadi sejauh ini pula pemanfaatannya sudah cukup maksimal.
            Dari hasil kunjungan, saya dapat menyimpulkan bahwa Kebun Binatang Bandung ini cukup memberikan rasa penasaran bagi saya terlebih saya baru pertama kali mengunjunginya. Selain tempat ini nyaman untuk dikunjungi, juga memberikan kesan yang baik dengan layanan dari pemandunya. Jika ada kesempatan lagi, saya akan berkunjung kembali ke Kebun Binatang Bandung.
            Maka dari itu, sudah seharusnya sebagai makhluk ciptakaan Tuhan Yang Maha Esa, kita dituntut untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan. Salah satu caranya adalah dengan mencintai, merawat, dan melestarikan satwa-satwa dan tanaman-tanaman khususnya yang sudah punah. Ini pun dapat dikatakan pula sebagai cara mencintai sesama makhluk ciptaan Tuhan.Selain itu juga cara ini sebagai bentuk melestarikan warisan budaya bangsa.

Terima kasih dari Saya, semoga laporan kunjungan ini bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar